Thursday 19 July 2018

di ganggu penghuni camp david Gn. Papandayan??

cerita para pejalan
setiap orang pasti punya pengalaman sendiri ,dalam segala hal termasuk dalam hoby yang mungkin sebagian besar orang mengangapnya selalu senang dan enjoy, tapi nyatanya tidak begitu teman-teman, seperti cerita yang akan di kisahkan kali ini yaitu dari sebuah pengalam seorang narasumber yang biasa di sapa " dikdik kuncoro" bersama 1 orang temannya yang bernama " miftah midory " yah begitulah sapaan akrabnya.
dikdik adalah seorang pemuda biasa yang kebetulan mempunyai hoby camping atau bahasa umumnya " mendaki gunung",. cerita ini terjadi pada tahun 2012 atau kurang lebih 7 tahun yang lalu (2018 ), 
awal kisah ,saat itu dikdik dan miftah sedang chat sms'n ( belum ada whatsapp gaes haha) sore hari yah kira kira sekitar pukul 4 sorean lah, namun di tengah pembahasaan miftah mengajak dikdik buat camping ke gunung ,karena besok nya hari libur sekolah kebetulan tangal merah, iseng-iseng ternyata dikdik meng iyakan permintaan miftah buat camping di papandayan ,karena meningat miftah belum pernah ngerasain camping di gunung ,
dengan  peralatan seadanya dan perbekalan se adanya ,dikarenakan masih minim peralatan ditambah juga dengan waktu yang sangat dadakan ,hari itu ngajak yah hari itu berangkat.
Singkat cerita mereka berdua berangkat lah ke Gn. Papandayan dengan menggunakan motor, di tengah perjalanan  setelah daerah Gn. Jaya ( sekarang jadi area wisata nangklak ) mereka sempat bertemu dengan rombongan pendaki lainya yang berasal dari bandung. Oh ia saat itu tepat dengan pergantian tahun baru islam ( HIJRIAH) pas nginjak hari kamis.
Jam 6 magrib mereka pun sampai di  parkiran Gn. Papandayan atau biasa di sebut camp david , disana Nampak begitu sepi, warung pun tidak ada yang buka sama sekali padahal esoknya hari libur, begitu pun dengan penjaga yang ada di sana cuman 1 orang penjaga saja, setelah sampai mereka berduapun melakukan registrasi di pos penjagaan ,saat itu mereka berdua sempat di tawarkan untuk tidak melanjutkan perjalanan ,karena sebelumnya mereka berdua berniat mendirikan tenda di areal pondok saladah  ,namun mereka berdua nekat ingin pergi ke atas saja, akhirnya penjaga pun membiarkan dan menyarankan untuk berhati-hati terlebih lagi banyak babi hutan berkeliaran kalau malam.
Akhirnya mereka berduapun melanjutkan perjalanan menuju kawasan pondok saladah ,dengan penerangan se adanya bahkan sangat tidak di anjurkan sama sekali jika di lihat dari segi ke amanan mah, tanpa senter atau lain sebagainya yang bisa menerangi jalan mereka, hanya bermodalkan jepretan flash kamera saja ,karena kebetulan miftah saat itu membawa kamera dslr ,tetapi di belum setengah nya perjalanan baru sampai kawah dikdik berhenti sejenak dengan perasaan yang sedikit gelisah ,setengah hati untuk melanjutkan perjalanan, miftahpun bertanya ada apa ,setelah dikdik memberitahu bahwa dia tidak enak hati untuk melanjutkan perjalanan.
Saat itu pun miftah tidak ambil resiko dia langsung mengajak dikdik untuk turun kembali dan mendirikan tenda di camp david saja, akhirnya mereka berdua pun turun kembali ke camp david ,dan setelah sampai mereka berduapun langsung mencari lokasi buat mendirikan tenda dan kebetulan mereka mendirikan tenda di belakang bale-bale tempat istirahat pendaki ( saat ini jadi lebih besar ) atau tepatnya di belakang pos pendaftaran  50 m di belakangnya lah.
Tenda yang mereka bawapun masih dengan tenda pramukanya ,itupun tenda perhimpunan sispala nya dikdik di sekolah, belum mengenal tenda doom ,kompor dan alat gunung yang sudah modern lainya, bahkan konyolnya mereka berdua pun cuman membawa alas karpet yang biasa di gunakan di masjid-masjid ,sleping bag pun mereka tidak membawa hanya bermodalkan sarung dan selimut yang mereka bawa, bermodalkan seadanya saja .
miftah saat di hutan mati ke esokan harinya
Singat cerita tendapun berdiri dengan rapih ,tak lama penjaga yang tadi pun menghampiri mereka berdua dan mengajaknya untuk tidur di pos saja biar ada temen ngobrol juga kata dia ,namun mereka menolak ajakan tersebut dan memilih untuk tidur di tenda saja dengan alas an sudah bosan melihat tembok (hha), akhirnya si penjaga pun membiarkannya dan memberitahu mereka jika mau membuat perapian kayu bakarnya yang di dekat pos depan saja katanya, kayunya kering-kering karena kebetulan papandayan saat itu habis kebakaran jadi otomatis kayu-kayunya banyak yang kering. Mereka berduapun bergegas untuk mengambilnya dengan jumlah agak banyak supaya bisa nyala sampai pagi
Nah dari sini lah gaes awal cerita mistisnya, setelah kayu bakar di kumpulkan dan perlahan dikdik merapihkan kayu bakar untuk di nyalakan, dengan bermodalkan sampah yang ada perlahan kayu itu pun mulai terbakar, namun disinilah kejanggalan-kejanggalan itu mulai terasa. Sebab kayu-kayu yang meraka bakar nyala apinya tidak juga membesar malah sering mati ,padahal suhu saat itu tidak terlalu dingin dan juga tidak ada angin ,bara pun sudah Nampak lumayan banyak di perapian itu, tapi saat di nyalakan api memang ada namun kemudian tak lama mati lagi,, beitu dan begitu terus , namun mereka berdua masih enjoy untuk terus bergantian meniup perapia supaya menyala kembali.

Setelah kurang lebih 1 jam api tak kunjung membesar juga mereka berdua mulai merasa aneh ,saat itupun dikdik baru ngeuh bahwa malam itu adalah malam jum’at , dengan santai dan tetap tenang mereka berdua mencairkan suasana dengan mengobrol satu sama lain, ditengah obrolan dikdik nyeletuk dan berkata “ jang ninyuh kopi hungkul wh bae ,sok bisi dek di pareuman deui mah teu nanaon/artinya ,buat nyeduh kopi ajah ,habis itu mau di matiin lagi juga gak papa “ sahutnya , miftahpun meyambut sahutan dikdik dengan tertawa kecil . setelah itu dikdik pun mengisi botol air mineral dengan penuh lalu kemudian dimasukannya ke perapian dan di rapihkan kembali kayu-kayu nya. Oh ia mereka tidak membawa peralatan masak yah gaes seperti tadi yang udah di kasih tau,. Lanjut cerita , entahlah apa yang terjadi tiba-tiba api itu pun nyala dengan sangat cepat dan langsung membesar ,namun mereka berdua masih tetap tenang dan santai sambil meroko dan mengobrol, selang 5 menit kemudian botol air mineral tersebut diangkatnya oleh dikdik lalu di tuangkannya ke dalam gelas plastic yang sudah ada kopi didalamnya .botol tersebut  di buat miftah dari botol air mineral juga, karena saking buru-buru nya mereka.
klik disini untuk cerita selanjutnya
Lokasi: Mt Papandayan, Karamat Wangi, Cisurupan, Garut Regency, West Java, Indonesia

Komentar Facebook