cerita para pejalan |
setiap
orang pasti punya pengalaman sendiri ,dalam segala hal termasuk dalam hoby yang
mungkin sebagian besar orang mengangapnya selalu senang dan enjoy, tapi
nyatanya tidak begitu teman-teman, seperti cerita yang akan di kisahkan kali
ini yaitu dari sebuah pengalam seorang narasumber yang biasa di sapa "
dikdik kuncoro" bersama 1 orang temannya yang bernama " miftah midory
" yah begitulah sapaan akrabnya.
dikdik
adalah seorang pemuda biasa yang kebetulan mempunyai hoby camping atau bahasa
umumnya " mendaki gunung",. cerita ini terjadi pada tahun 2012 atau
kurang lebih 7 tahun yang lalu (2018 ),
awal
kisah ,saat itu dikdik dan miftah sedang chat sms'n ( belum ada whatsapp gaes
haha) sore hari yah kira kira sekitar pukul 4 sorean lah, namun di tengah pembahasaan
miftah mengajak dikdik buat camping ke gunung ,karena besok nya hari libur
sekolah kebetulan tangal merah, iseng-iseng ternyata dikdik meng iyakan
permintaan miftah buat camping di papandayan ,karena meningat miftah belum
pernah ngerasain camping di gunung ,
dengan
peralatan seadanya dan perbekalan se adanya ,dikarenakan masih minim peralatan
ditambah juga dengan waktu yang sangat dadakan ,hari itu ngajak yah hari itu
berangkat.
Singkat
cerita mereka berdua berangkat lah ke Gn. Papandayan dengan menggunakan motor,
di tengah perjalanan setelah daerah Gn.
Jaya ( sekarang jadi area wisata nangklak ) mereka sempat bertemu dengan
rombongan pendaki lainya yang berasal dari bandung. Oh ia saat itu tepat dengan
pergantian tahun baru islam ( HIJRIAH) pas nginjak hari kamis.
Jam
6 magrib mereka pun sampai di parkiran
Gn. Papandayan atau biasa di sebut camp
david , disana Nampak begitu sepi, warung pun tidak ada yang buka sama
sekali padahal esoknya hari libur, begitu pun dengan penjaga yang ada di sana
cuman 1 orang penjaga saja, setelah sampai mereka berduapun melakukan
registrasi di pos penjagaan ,saat itu mereka berdua sempat di tawarkan untuk
tidak melanjutkan perjalanan ,karena sebelumnya mereka berdua berniat
mendirikan tenda di areal pondok saladah ,namun mereka berdua nekat ingin pergi ke atas
saja, akhirnya penjaga pun membiarkan dan menyarankan untuk berhati-hati
terlebih lagi banyak babi hutan berkeliaran kalau malam.
Akhirnya
mereka berduapun melanjutkan perjalanan menuju kawasan pondok saladah ,dengan
penerangan se adanya bahkan sangat tidak di anjurkan sama sekali jika di lihat
dari segi ke amanan mah, tanpa senter atau lain sebagainya yang bisa menerangi
jalan mereka, hanya bermodalkan jepretan flash kamera saja ,karena kebetulan
miftah saat itu membawa kamera dslr ,tetapi
di belum setengah nya perjalanan baru sampai kawah dikdik berhenti sejenak
dengan perasaan yang sedikit gelisah ,setengah hati untuk melanjutkan
perjalanan, miftahpun bertanya ada apa ,setelah dikdik memberitahu bahwa dia
tidak enak hati untuk melanjutkan perjalanan.
Saat
itu pun miftah tidak ambil resiko dia langsung mengajak dikdik untuk turun
kembali dan mendirikan tenda di camp david saja, akhirnya mereka berdua pun
turun kembali ke camp david ,dan setelah sampai mereka berduapun langsung
mencari lokasi buat mendirikan tenda dan kebetulan mereka mendirikan tenda di
belakang bale-bale tempat istirahat pendaki ( saat ini jadi lebih besar ) atau
tepatnya di belakang pos pendaftaran 50
m di belakangnya lah.
Tenda
yang mereka bawapun masih dengan tenda pramukanya ,itupun tenda perhimpunan
sispala nya dikdik di sekolah, belum mengenal tenda doom ,kompor dan alat
gunung yang sudah modern lainya, bahkan konyolnya mereka berdua pun cuman
membawa alas karpet yang biasa di gunakan di masjid-masjid ,sleping bag pun
mereka tidak membawa hanya bermodalkan sarung dan selimut yang mereka bawa, bermodalkan seadanya saja .
miftah saat di hutan mati ke esokan harinya |
Singat
cerita tendapun berdiri dengan rapih ,tak lama penjaga yang tadi pun menghampiri
mereka berdua dan mengajaknya untuk tidur di pos saja biar ada temen ngobrol
juga kata dia ,namun mereka menolak ajakan tersebut dan memilih untuk tidur di
tenda saja dengan alas an sudah bosan melihat tembok (hha), akhirnya si penjaga
pun membiarkannya dan memberitahu mereka jika mau membuat perapian kayu
bakarnya yang di dekat pos depan saja katanya, kayunya kering-kering karena
kebetulan papandayan saat itu habis kebakaran jadi otomatis kayu-kayunya banyak
yang kering. Mereka berduapun bergegas untuk mengambilnya dengan jumlah agak
banyak supaya bisa nyala sampai pagi
Nah
dari sini lah gaes awal cerita mistisnya, setelah kayu bakar di kumpulkan dan
perlahan dikdik merapihkan kayu bakar untuk di nyalakan, dengan bermodalkan
sampah yang ada perlahan kayu itu pun mulai terbakar, namun disinilah
kejanggalan-kejanggalan itu mulai terasa. Sebab kayu-kayu yang meraka bakar
nyala apinya tidak juga membesar malah sering mati ,padahal suhu saat itu tidak
terlalu dingin dan juga tidak ada angin ,bara pun sudah Nampak lumayan banyak
di perapian itu, tapi saat di nyalakan api memang ada namun kemudian tak lama
mati lagi,, beitu dan begitu terus , namun mereka berdua masih enjoy untuk
terus bergantian meniup perapia supaya menyala kembali.
Setelah
kurang lebih 1 jam api tak kunjung membesar juga mereka berdua mulai merasa
aneh ,saat itupun dikdik baru ngeuh bahwa malam itu adalah malam jum’at ,
dengan santai dan tetap tenang mereka berdua mencairkan suasana dengan
mengobrol satu sama lain, ditengah obrolan dikdik nyeletuk dan berkata “ jang
ninyuh kopi hungkul wh bae ,sok bisi dek di pareuman deui mah teu
nanaon/artinya ,buat nyeduh kopi ajah ,habis itu mau di matiin lagi juga gak
papa “ sahutnya , miftahpun meyambut sahutan dikdik dengan tertawa kecil .
setelah itu dikdik pun mengisi botol air mineral dengan penuh lalu kemudian
dimasukannya ke perapian dan di rapihkan kembali kayu-kayu nya. Oh ia mereka
tidak membawa peralatan masak yah gaes seperti tadi yang udah di kasih tau,.
Lanjut cerita , entahlah apa yang terjadi tiba-tiba api itu pun nyala dengan
sangat cepat dan langsung membesar ,namun mereka berdua masih tetap tenang dan
santai sambil meroko dan mengobrol, selang 5 menit kemudian botol air mineral
tersebut diangkatnya oleh dikdik lalu di tuangkannya ke dalam gelas plastic
yang sudah ada kopi didalamnya .botol tersebut
di buat miftah dari botol air mineral juga, karena saking buru-buru nya
mereka.
klik disini untuk cerita selanjutnya
Komentar Facebook