PERTARUHAN DI LERENG
TERJAL MAHAMERU (PERJUANGAN MENUJU PUNCAK)
lanjutan dari " gemuruh sumpah di lembah kumbolo"
fhoto cak tarpin ketika jalan mundur pertama |
Tepat pada jam 11:00 malam, kami sudah terbangun ,dan menyudahi istirahat di malam itu dan segera mempersiapkan diri untuk segera ke puncak, hari itu tepat pada tanggal 28 oktober 2016 , kami ber 4 siap melakukan perjalanan malam menuju mahameru, tapi di saat kita sedang bersiap siap, tiba satu orang menghampiri kami, namanya bang rekta dari Jakarta, dia ijin sama kita untuk ikut bergabung menuju puncak, rombongan dia lumayan banyak dan kita pun senang karena rombongan makin bertambah,bertambah pula teman nantinya, tapi tau sendiri lah jika berjalan dengan jumlah orang yang banyak, akan seperti apa? ,yah akan banyak berhenti, apalagi ini kita belum kenal satu sama lain, tapi itu tidak menjadi soal untuk bisa bersama sama meraih puncak, setelah kami mempersilahkannya untuk bergabung, Rekta pun kembali ke pasukannya, sebenarnya dia pernah juga ke semeru,tapi saat itu dia sedang menjadi peserta, dan saat itu di mungkin agak lupa lagi jalannya, yang saya lihat dari rekta, dia berusaha tetap bertanggung jawab terhadap teamnya, langkahnya tepat karena tidak malu untuk berkata, dan untungnya 2 orang dari kami yaitu mba april sama mas maru mereka sudah bisa di percaya lah di antara yang lainya, terlebih dia bisa dibilang termasuk warga local,sudah pasti dia tau trek, dan kebetulan dia juga sudah pernah beberapa kali mendaki ke gunung semeru dan ikut melakukan pencarian korban pada saat ada pendaki yang ke sasar di sana, yah jam terbangnya sudah oke mantap oke punya lah,
Saat itu rombongan rekta ada beberapa orang, yang saya ingat ,ada ucok
farid tony yang berasal dari Palembang, ada juga yang lainya dari teman tony
dan rekta, saya lupa lagi he, karena jarang komunikasi selain dari mereka,,
Tepat pada pukul
12 malam kurang, kita ber 11 orang kurang lebih, memulai start dari kalimati
menuju puncak, dengan leadernya mas maru dan mba april, di ikuti kang alif
rekta dan yang lainya, saya menjadi sweaper di belakang di temani parid,dan
tony, awal perjalanan kita tak terlalu banyak berbicara ,hanya seperlunya saja,
karena memang jika baru jalan biasanya langsung terasa cape karena badan masih dingin,
Di perjalanan pun
kami tidak menjadikan puncak sebagai target ,jika memang ada rejeki kita di
atas sana kenapa tidak untuk mengambilnya, jika memang belum waktunya ,jangan
memaksakan hari ini, mungkin lusa,minggu depan,bulan depan,atau mungkin tahun
depan bisa kita ambil kesini, itu lah yang menjadi pegangan buat saya dan teman
teman, beberapa kali kita beristirahat di sebelum melewati arcopodo , bahkan
setelah melewati batas vegetasi pun kita memang sering berhenti, saat melewati batas vegetasi saat
itu kalau tidak salah seingat saya sekitar pukul 01 pagi buta, kita beristirahat
kembali sembari mengingatkan satu sama lain ,yang terutama focus pada track dan
pijakan yang akan di injak,
Setelah beberapa kali beristirahat ,kita sampai di tengah tengah track pasir itu
sekitar pukul 3 pagi,, dan kondisi tubuh masing masing sudah mulai goyah namun
masih bisa di bilang aman untuk di lanjutkan, saya sempat merasakan kegerahan
karena pakayan yang saya gunakan saat itu doble doble, celana doble,dalam
baselayer polar,luar celana PDL, kaos baselayer ,tshirt, iner polar,dan jaket
tebal waterproof, sudah hitungan aman lah dari kedinginan, memang iya di jalan
tidak terasa dingin,,
Jaket bagian dalam iner polar sempat saya buka, dan hanya mengenakan 1
jaket saja di tengah tengah, setelah team sedikit goyah dan mulay acak acakan,
barulah saya sempat merasakan dingin kembali, teman saya yang menjadi sweaper
bersama saya yaitu parid, dia tiba tiba kelelahan dan mulai tak stabil, di
depan saya ada kang alif mba april dan mas maru, sisanya saya nggak tau kemana,
jujur saja saat itu emosi saya sempat ikut memuncak, siapa yang tidak pusing,
leader di depan di lewati begitu saja oleh mereka, sementara 1 anggota temannya
tertinggal di belakang bersama saya, saat itu saya sempat berteriak untuk
menahan 2 orang dari mereka untuk tetap di tempat, namun sudah kepalang jauh,
bukan maksud saya mau meninggalkan farid, disini ada yang lebih bertanggung
jawab dari saya ,ya itu teman temannya yang sudah bersama sedari awa, meski itu
masih menjadi tanggung jawab saya juga sebagai seorang sweaper, saya tidak ada
masalah dengan posisi terakhir,karena sudah menjadi kebiasaan saya menjadi
seorang sweaper, dan saat itu sempat kaget juga ketika parid saya minta
meneriakan 2 orang anggota temannya terserah siapa mereka,yang penting buat
saya mereka berhenti dan menunggu lalu kemudian membantu, ternya parid pun tidak
tau siapa siapa nya mereka, sebab ia hanya anggota tambahan yang ikut bergabung
di tengah perjalanan,dia sempat bercerita dulu di track sambil saya bawa dia
istirahat dulu, dia bermula berangkat berdua dengan temannya, namun teman tidak
bisa melanjutkan perjalanan,di pos 2 temannya harus di evakuasi turun,kalau
tidak salah dia alergi terhadap cuaca dingin,dan saat itu dia harus
menunrunknnya ke pos bawah,setelah temannya aman baru kemudian dia naik kembali
melanjutkan perjalanan ,setibanya di ranu kumbolo ketika dia hendak menuju kali
mati dan puncak, dia sempat mencari barengan di jalur, supaya dia tidak terlalu
sendirian ,karena memang tidak di anjurkan dimanapun juga, akhirnya bertemulah
rekta dan kawan kawan dan saat itu dia langsung ikut bergabung hingga bisa
melanjutkan ke puncak,
Setelah mendengar
itu baru saya paham, kenapa mereka berangkat duluan kepuncak dan memisahkan
diri di tengah tengah, entah lah memisahkan atau terpisah, yang pasti di
pendakian jika bertindak seperti itu ,itu tidak di perbolehkan kecuali ada
instruksi dan kesepakatan bersama dari masing masing anggota team,
Akhir nya saya di belakang sama parid dan tetap melanjutkan
perjalanan, dia juga sempat cerita, baru kali ini dia bisa separah itu, tapi
saya tidak terlalu ambil pusing, karena siapa saja bisa kelelahan,lelah yah
lelah,sekuat kuatnya orang juga jika terus berjalan dia akan drop,termasuk saya
saat itu juga sudah mulai merasa kedingin, dan alhamdullahnya jaket masih
aada,saya pakai kembali, ditengah tengah ketika sedang berjalan,sempat beberapa
kali bercanda sambil bertanya perihal
asal masing masing,,sambil ketawa ketawa menikmati lelah ,untungnya saya
membawa air panas yang sudah di masukan ke termos, jadi saat dijalan kedinginan
sesekali meminumnya sama parid dan yang lainya, setelah lumayan lama, sekitar
pukul 4 pagi lah kang alif memanggil saya untuk ke atas karena dia butuh air
panas, saya pun pergi dan meninggalkan parid di belakang,tetapi masih dalam
jangkawan pandangan saya, tidak lebih dari 50 me, setelah saya sama kang alif
bertemu baru dia bertanya dan kemudian saya jelaskan,setelah itu baru lah saya
meminta kang alif untuk tetap di depan jangan sampai menunggu saya terus saja
jalan,karena ada mas maru dan mba april saya pun tidak khawatir, dan mba
aprilpun setuju dengan opsi saya yang menjaga jarak dengan parid dan mereka,
jadi ketika berjalan saya di tengah tengah antara parid dan kang alif, parid
berhenti saya berhenti,parid jalan saya jalan, hingga sampai terlihat bendera
yang menjadi tanda bahwa puncak sudah semakin dekat,nah saat itu kondisi tubuh
saya juga sudah terasa sangat lelah ,hingga sudah kayak orang gila, ngomong
sendiri ketawa ketawa kadang nyanyi gak jelas,karena parid dia masih di bawah,
lama lama jengkel saya, akhir nya saya duduk menunggu parid yang masih di bawah
hingga dia menghampiri saya, saat itu juga parid sudang kayak orang tak berdaya
hihi, terlelah pokonya lah, setelah parid bareng saya,kita masih kembali dalam
kesenangan “istirahat kembali” hha,dan mulai mengacau bersama, saya sempat mau
tidur di track karena saking lelahnya, namun ketahuan sama mba april, dengan
cepat dia mengingatkan saya dengan setengah maksa, bahwa disana tidak aman
untuk istirahat,dan mengingatkan saya sama pesan mas jalil ,jangan mengikuti ke
inginan untuk tidur di jalur, lawan saja, kata dia saat berpesan sama saya, dan
mba aprilpun member opsi sama saya untuk tidur di puncak saja, kocak juga sih,lagi
cape mah iya ajah hihi,dan dia pergi dengan pelan pelan sambil masih
memperhatikan saya takutnya saya kembali ke posisi mau tidur, karena memang ia
mau tidur, setelah di ingetin lagi baru saya sama parid kembali melanjutkan
perjalanan dengan sisa sisa tenaga yang masih tersisa, dengan pelan yang amat
sangat langkah kembali berayun setengah maksa, lutut sepertinya sudah ingin
segera beristirahat dengan bebas, tapi ya itu tadi ,jangan mengikuti ke inginan
lawan saja focus sama yang di tuju, kita memang perlu beristirahat ,namun jika
masih di perjalanan ,istarahat sewajarnya saja, kecuali kalau memang sudah
benar benar tidak mampu,itu berbeda cerita ,
Dititik ini saya sempat merasakan kesal yang lumayan sangat, saat itu
waktu menunjukan pukul 5 pagi,dan cuaca saat itupun sudah sangat cerah,dan
otomatis puncak kelihatan ,jalur yang akan di lalui juga semakin Nampak jelas, disitu
rasanya kesel sekali saya, tenaga udah tinggal sisaan, mental udah kena juga,
yang bikin kesel itu bendera, dikira sudah bener bener sangat dekat dengan
puncak,taunya masih lumayan jauh, jam 5 pagi saya melihat puncak jam 7 pagi
baru saya sampai di puncak,kan bikin kesel,dan ternyata yang bendera yang saya
lihat ukurannya bukan ukuran yang kecil melainkan yang besar, dari pertama saya
lihat bendera juga saya sebenernya sudah jalan duluan dari parid yang masih
istirahat saat itu saya mutusin buat ninggalin dia di belakang dan saya
berangkat duluan, itupun bukan tanpa sebab,karena saya masih merasa dia
aman,karena mba april sama mas maru dia masih di bawah sedang poto poto dengan
expresi santai padahal kita ngos ngosan setengah mati, gak taulah apa mereka
itu hha, dan kedatangan parid pun ternyata lebih dulu dari mas maru sama mba
april, yah mungkin mereka memilih santai di belakang menjadi sweaper, perbedaan
waktu sampai nya antara saya sama rombongan itu berbeda beda, ada yang sampai
di atas masih agak pagian sebelum pukul 6 pagi, saya sama kang alif saja beda
jaraknya 1 jam, dan terakhir jarak saya sama parid beda 30menitan,,
Ketika sampai puncak pemandangan luar biasa itu terjadi,dari apa yang sebelumnya belum pernah rasakan,di mahameru saya rasakan pertama kalinya, dimana orang ketika sampai puncak disana benar benar sujud syukur dengan air mata yang jatuh,bukan karena cengeng,kalau mau bilang ukuran cengeng,rasanya TIDAK MUNGKIN SEORANG PENDAKI GUNUNG CENGENG, disana itu menangis karena rasa terharu,benar benar terbayar apa yang sudah di perjuangkan dan di pertaruhkan,dan setiap mereka yang baru tiba di puncak sambutan hangat dari mereka yang sudah berada dipuncak terlebih dahulu itu benar benar terasa,perjuangan yang amat sangat luar biasa,dan tidak semua orang bisa mencapainya, disaat orang lain tidur nyenyak,kita harus bertempur dengan rasa lelah yang mendera, disaat orang lain sedang merasakan empuknya tempat tidur,kita disana harus bertarung dengan kerikil keriki tajam yang sewaktu waktu bisa membunuh kita , disaat orang lain merasakan hangatnya selimut,disana kita sedang bertarung melawan rasa dingin yang menusuk tulang, dan disaat orang lain sedang merasakan indahnya mimpi malam, ,kita sedang bersusah payah menjemput kenyataan,dari mimpi kita wujudkan,
fhotobareng bersama teman-teman dari malaysia |
puncak maha meru ( cerita para pejalan) |
Saya bersama kang alif dan team turun kira kira sekitar pukul 9 pagi
kurang lah, kalau turun cepet sih sampai bawahnya, di pasir juga kita setengah
lari juga,memanfaatkan daya tarik gravitasi bumi saja,tapi tidak terlalu cepat
juga, takutnya ada batu yang ikut ke geser akiba gerakan kami, sementara di
bawah masih ada banyak pendaki yang masih berjuang menuju puncak, apalagi di
bawah ada rombongan jalan mundur cak tarpin,dan rekan rekan dari gimbal alas
juga,yang sedang ikut mengawal, entahlah mereka sampai jam berapa ke sana, yang
pasti saat itu mereka baru memasuki track pasir ,tak jauh dari batas vegetasi, saya
sempat melihat dulu sebentar lalu kemudian berlanjut kembali menuju camp, dan
ternyata parid sudah turun sebelum saya, bahkan sempat bertemu sama saya saat
dia sedang tidur di jalur menunggu saya dan teman teman,dan akhirnya kita pun
turun bersama sama menuju kalimati,
Sesampainya di kalimati kita langsung tepar seadaadanya tidur pulas
sampai sore,sampai jam 2 siang saya baru
terbangun, tidur dari jam 11 siang,
habis itu langsung ngisi perut dulu terus packing ulang peralatan, sekitar jam
4 sore kita baru turun kembali ke ranu kumbolo, dan mendirikan tenda kembali
disana, untuk istirahat sejenak,suapaya besok ketika turun kondisi tubuh sudah
kembali normal walau tak sepenuhnya kembali fit
Saat itu kita sampai di ranu kumbolo pas ketika magrib tiba, dan langsung
mendirikan tenda, masak ,makan dan istirahat
fhoto bareng sebelum pulang |
Setelah asik bercengkarama,baru kita kembali merapihkan peralatan
tempur kita masing masing dan kemudian packing ulang, setelah selesai packing,
kita sempatkan dulu fhoto fhoto di pinggir danau ranu kumbolo dengan peralatan
lengkap,
Sekita pukul 10 pagi baru kita beranjak pulang menuju pos pendakian
ranupani,,
Sampai diranupani itu kita masih agas sorean, sekita pukul 4 sore kita
sudah tiba disana dengan kondisi badan basah kuyup karena diguyur hujan dari
pertengahan pos 2 dan pos 1 sampai basecamp pendakian,dan alhamdulilah ketika
dibawah ternyata mas yusuf sudah berada disana dan kebetulan sedang menunggu
kami turun, sebelum turun kita juga sempat mengisi perut dulu di warung sekitar
basecamp,baru setelah makan, kita pun turun, yah sekitar pukul 5 sorean
lah,cuaca kebetulan menjadi cerah, jadi saat diperjalanan melintas area bromo
kita sempat berhenti sejenak untuk sekedar berfoto foto dulu, karena ketika
pertama berangkat kita tidak sempat menikmati perjalanan,karena kondisinya
sudah kemalaman,
fhoto bareng ketika di perjalanan pulang |
Besok nya tanggal 1 november baru kita siap siap untuk pulang ke
bandung, dengan menggunakan kereta,
Setibanya di setasiun malang, saya sempat bertemu kembali sama
rombongan rekta, namun yang tersisa hanya ucok tony dan teman temannya, ternyata mereka kehabisan tiket kreta, dan
baru bisa dapat tiket ke esokan harinya,,lucu iya kasihan iya, lucunya kita
sudah kemana mana mereka masih distasiun, kalau tau juga mereka saya ajak untuk
istirahat di kampus ,biar lebih nyaman dari pada harus di stasiun, tapi ya
sudahlah sudah terjadi,
Sebelum berangkat pulang kita sempat mengisi perut dulu sambil
menunggu kereta tiba,baru setalah waktu menunjukan pukul 3 sore, kita pun
bergegas menuju kereta tujuan bandung,
dan pulaaaaaaaaang, hehe
Terimakasih buat kalian yang sudah mau membaca cerita saya ini,
membosankan yah,? Yah namamya juga diceritakan ,tidak mungkin
dipersingkat, sengaja saya buat cukup
detail walau tak terlalu detail, supaya ada yang bisa di pelajari entah itu
dari kesalahan saya ketika di pendakian, atau apapun, berbagi cerita jangan
sampai hanya garis besarnya sajak,saya ingin ada yang di tangkap lebih dari
sekedar cerita, saya ingin kisah saya ini menjadi salah satu pembelajaran
juga,, perihal suka atau tidaknya dengan cerita saya ini,itu buat saya tidak
penting karena saya tidak butuh like, ini cerita saya ,saya yang mengalami saya
yang merasakan,dan saya yang menuntaskan dan tuhan mengijinkan saya untuk bisa
membuat bahan untuk selalu saya kisahkan pada orang orang,walaupun banyak
kesalahan,setidaknya orang bisa belajar, hanya itu saja buat sayamah hehe,
Sekali lagi terimakasih banyak, buat yang belum pernah
kesemeru,silahkan persiapkan diri kalian pergilah kesana dan raih lah apa yang
ingin kalian raih,jika yang sudah tapi belum pernah sampai kemahameru, jangan
berkecil hati, tuhan bukan berarti tidak mengijinkan,mahameru bukan berarti
tidak mau menerima tamu,hanya waktunya saja belum tiba, tapi kenapa tidak untuk
selalu mencoba, tapi jangan pernah menganggap puncak adalah akhir dari
perjalanan, puncak itu hanya persinggahan saja,dan merupakan bonus kecil
diperjalanan,bonus terbesarnya, ketika kita bisa pulang dengan selamat sampai
rumah yang menjadi zona nyaman kita setiap hari. Salam rimba
,lestari.!!!!!!!!!!
Komentar Facebook